PANGANDARAN JAWA BARAT - Pemerintah Indonesia tengah mengimplementasikan Program Makanan Bergizi Gratis sebagai langkah strategis untuk menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Namun, dengan pemangkasan anggaran negara sebesar Rp306, 7 triliun demi mendanai program ini, muncul kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap sektor lain, seperti infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, agar program ini tepat sasaran dan tetap menjaga keseimbangan ekonomi nasional, pendekatan yang lebih terarah diperlukan "kata Syam" Pengamat politik kelahiran Pangandaran Jawa Barat, Jum:at (7/2/2025).
Diuraikannya bahwa, mestinya kita lebih Fokus pada Daerah dengan Prevalensi Gizi Buruk Tinggi... Ya karena daripada menerapkan program ini secara merata di seluruh Indonesia, prioritas harus diberikan kepada daerah-daerah dengan angka gizi buruk dan stunting yang paling tinggi, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan beberapa wilayah di Sumatera serta Jawa Tengah. Dengan cara ini:
✔ Sumber daya lebih efektif, karena bantuan diberikan kepada yang paling membutuhkan.
✔ Dampak kesehatan lebih nyata, mengingat daerah-daerah ini memiliki keterbatasan akses terhadap makanan bergizi.
✔ Penghematan anggaran, karena tidak semua wilayah mendapatkan subsidi makanan jika memang sudah memiliki akses yang cukup baik terhadap gizi seimbang.
Fokus pada Ibu Hamil sebagai Prioritas Utama.
Jika program ini tetap diterapkan secara nasional, maka ibu hamil harus menjadi prioritas utama. Ini karena:
✔ 1000 hari pertama kehidupan (HPK) adalah kunci utama mencegah stunting. Jika ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup, bayi yang lahir memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh sehat.
✔ Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jika fokus hanya pada anak sekolah, anak-anak yang sudah mengalami stunting sulit diperbaiki, sehingga program tidak akan memberikan dampak maksimal dalam jangka panjang.
✔ Efisiensi anggaran. Menargetkan ibu hamil akan lebih efektif dibanding memberikan makanan gratis ke seluruh anak sekolah tanpa melihat kebutuhan spesifik mereka.
Menghindari Dampak Negatif Pemangkasan Anggaran terhadap Ekonomi.
Pemangkasan anggaran yang terlalu besar berpotensi menghambat pembangunan infrastruktur, memperlambat penciptaan lapangan kerja, serta menekan daya beli masyarakat. Jika anggaran dialokasikan secara lebih strategis dengan fokus pada daerah dan kelompok yang benar-benar membutuhkan, maka:
✔ Ekonomi tetap stabil, karena sektor produktif seperti infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja tetap berjalan.
✔ Program lebih berkelanjutan, karena tidak membebani anggaran negara secara berlebihan dalam jangka panjang.
✔ Efektivitas program meningkat, karena anggaran tidak tersebar ke kelompok yang tidak terlalu membutuhkan.
Program Makanan Bergizi Gratis adalah langkah positif, tetapi harus diterapkan dengan strategi yang lebih terarah.
Pemerintah sebaiknya:
1️⃣ Memfokuskan program di daerah dengan tingkat gizi buruk tinggi, bukan disebar secara merata di seluruh wilayah.
2️⃣ Menargetkan ibu hamil sebagai prioritas utama, karena dampaknya lebih besar dalam mencegah stunting dibanding memberikan makanan bergizi ke anak sekolah tanpa seleksi.
3️⃣ Menjaga keseimbangan anggaran, agar sektor lain seperti infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, dan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Baca juga:
Atasi Antrean, Pertamina Siapkan SPBU Mobile
|
Dengan pendekatan ini, tujuan meningkatkan kuali XDtas gizi masyarakat dapat tercapai tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi nasional "katanya".**